Fenomena yang satu ini menunjukan kalau masyarakat Indonesia sedang sakit. Baju tahanan yang khusus dipakai narapidana di lapas seharusnya berkonotasi buruk, dan membuat pemakainya merasa malu. Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya, sebagian masyarakat justru merasa bangga memakai baju yang khusus diperuntukkan bagi para tahanan. Itulah yang terjadi dengan baju tahanan para koruptor penghuni penjara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan, baju yang merupakan duplikat seragam tahanan KPK laris manis diperjualbelikan di pasaran dengan harga Rp300 ribu per potong.
Itulah faktanya, baju yang dikhususkan untuk para koruptor milik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kini malah menjadi tren mode di masyarakat. Bahkan rompi berwarna oranye itu laris manis dijual di pasaran dengan harga sekitar Rp300 ribu.
Hal itu kontan membuat Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto bingung karena ada orang yang bukan tahanan KPK dengan bangga berkeliaran di tempat-tempat umum mengenakan baju tahanan KPK di tengah masyarakat yang memandanginya.
“Tadinya baju tahanan KPK itu warnanya putih. Lalu ganti menjadi oranye. Tapi kemudian baju tahanan KPK itu ada yang menjualnya. Kita aneh kenapa baju ini malah menjadi tren mode,” ujar Bambang.
Bambang menyebutkan hal tersebut ketika menjawab pertanyaan peserta Seminar Nasional Keterkaitan Psikologi dan Korupsi, Kajian Psikologi Terhadap Fenomena Korupsi di Indonesia di Gedung Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Jalan Eyckman, Bandung, Sabtu (2/11/2013).
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan beberapa baju tahanan dengan model yang baru, dan penggunaannya sudah dimulai sejak bulan Mei 2013 lalu.
Baju tahanan baru tersebut terdiri atas tiga pasang, pertama adalah baju bagi mereka terkena operasi tangkap tangan KPK berupa jaket oranye dengan tiga garis hitam bertuliskan “Tahanan KPK”.
Baju kedua adalah baju yang sehari-hari dipakai para tahanan berupa rompi warna oranye dengan tiga garis hitam bertuliskan “Tahanan KPK” dan celana hitam; serta terakhir adalah baju olahraga berwarna biru gelap dengan kerah kuning.
“Tujuan pemakaian warna oranye adalah agar baju terlihat lebih menyolok, mungkin bila ada yang melarikan diri dapat segera diketahui dan juga dapat menimbulkan efek jera,” kata Bambang Widjojanto saat peresmian baju-baju tahanan tesebut pada bulan Mei 2013 lalu.
Tahanan pria dan wanita diwajibkan mengenakan baju yang sama. Saat sedang mengikuti persidangan, tahanan KPK juga diwajibkan memakai baju sehari-hari yaitu rompi warna oranye.
Baju tahanan KPK sebelumnya adalah jaket warna putih dengan tulisan “Tahanan KPK”, namun, ketika itu, tahanan tidak diwajibkan memakai jaket putih tersebut saat sedang mengikuti persidangan.
Bambang Widjojanto menyebutkan, seharusnya masyarakat merasa malu menggunakan baju tahanan KPK yang identik dengan koruptor. Bahkan baju tersebut sengaja dibuat dengan warna orange yang mencolok.
“Masyarakat yang menilai tahanan KPK itu adalah hal yang eksklusif. Yang dilakukan KPK itu ternyata dicontoh,” kata dia.
Bambang menyayangkan fenomena tersebut. Seharusnya, kata dia, orang yang menggunakan baju tersebut merasa malu. “Kok mau pakai baju itu. Kan harusnya malu. Bahaya itu kan kalau begitu,” imbuhnya. [KbrNet/Inilah.com/adl]
Posting Komentar
Terima Kasih telah berkunjung ke web kami, mudah-mudahan jadi pelanggan setia. Happy shopping!!!