Sengman Tjahja Sahabat Karib SBY ?

Sengman Tjahja Sahabat Karib SBY ?

Jakarta – Istana Kepresidenan kembali diterpa isu korupsi. Kali ini mencuat dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Percakapan penyadapan telepon dan kesaksian Ridwan Hakim, putera Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminudin, tak tanggung-tanggung menyebut Presiden SBY.
Sebagaimana diberitakan, dalam sidang dengan terdakwaAhmad Fathanah, Ridwan Hakim bilang bahwa ada seorang bernama Sengman Tjahja, utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang membawa uang Rp40 miliar.
Pihak Istana pun ramai-ramai meresponnya dengan membantah Sengman Tjahja merupakan utusan Presiden SBY. Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan Sengman bukanlah utusan Presiden SBY. “Kalau ditanyakan apakah (Sengman) itu utusan presiden, saya katakan bukan. Tidak ada nama tersebut dalam utusan Presiden SBY. Kecuali kalau presiden yang lain. Kan presiden banyak sekarang,”… “Presiden yang mana? Presiden kan banyak to, bisa presiden ini presiden itu. Presiden A, B, C kan. Yang pasti kalau dari presiden SBY saya pastikan tidak ada,” kata Julian di Istana Negara, Jumat 30 Agustus 2013
Hal senada juga ditegaskan Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie yang membantah Sengman merupakan utusan Presiden SBY. Meski, Marzuki tidak menampik bila dirinya kenal dengan pengusaha asal Palembang itu. Marzuki Alie menilai ada kebohongan dalam kesaksian Ridwan Hakim, putra ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hilmi Aminuddin, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis 29 Agustus 2013.
Menurutnya Marzuki, nama Sengman memang tidak asing dilingkungan Demokrat. Pasalnya ia juga pernah bertemu Sengman, namun ia menjelaskan Sengman adalah orang yang suka menjual nama orang lain, termasuk Presiden SBY, demi kepentingan diri sendiri. “Itu bohong saja. Mungkin dia jual nama. Bohong lah itu,” kata Marzuki Alie, di Jakarta 30 Agustus 2013.
Tak ketinggalan, Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, ikut menepis tudingan Ridwan Hakim. Ia mengatakan pihak istana berhak untuk diam dan tidak mengomentari tudingan tersebut. Namun, Nurhayati yakin bila tudingan putra Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin itu adalah fitnah. “Itu fitnah, mana mungkin. Apalagi menyebut SBY. Proses hukum kan berjalan, itu fitnah kenapa harus teriak sana, teriak sini. Negara ini kan negara hukum biarlah hukum berjalan,” jelas Nurhayati seperti dikutip Okezone, Sabtu 31 Agustus 2013.
Bagi Wakil Sekretaris Jendral DPP Partai Demokrat itu sikap istana sudah tepat untuk tidak menanggapinya. Dia juga menantang agar Ridwan tak hanya berkoar di media saja. “Kalau ada bukti serahkan saja, silahkan. Enggak usah teriak-teriak. Tetapi jangan fitnah, jangan karena disebut terus menuding yang lain juga. Kalaupun pernyataan dipersidangan harus disertai bukti,” pungkasnya.
Kendati demikian, Ekonom senior yang juga Menko Perekonomia era Gus Dur, DR Rizal Ramli, meminta agar Istana jujur untuk mengakui bahwa Sengman Tjahja adalah orang dekat Istana. Ia tahu banyak tentang sosok Sengman Tjahja, pengusaha yang disebut-sebut utusan Presiden SBY dan menerima Rp40 miliar dari PT Indoguna Utama. Rizal Ramli memastikan SBY sangat mengenal Sengman. Perkenalan keduanya sudah berlangsung cukup lama, terjalin sebelum SBY menjadi presiden dan masih aktif di militer.
Rizal Ramli menyesalkan pengakuan Istana yang menyatakan tidak mengenal Sengman, pengusaha utusan Presiden SBY yang disebut dalam persidangan kasus impor daging sapi. Menurut dia, pernyataan tersebut tak lebih sebagai kebohongan Istana. “Saya kaget Istana tidak kenal (Sangiman). Itu lucu. Bilang saja kenal tapi (SBY) tidak ada apa-apa dalam kasus tersebut,” ujar Rizal Ramli kepada wartawan di Jakarta, Jumat 30 Agustus 2013.
Rizal Ramli yang bersama SBY pernah menjadi tulang punggung kabinet Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, tahu banyak soal sosok Sengman. Menurut dia, Sengman merupakan pengusaha di bidang perhotelan dan properti asal Palembang, Sumatera Selatan. Sengman lah yang membiayai SBY di awal-awal masuk dunia politik. “Saya prihatin kalau sekarang Istana mengaku tidak kenal Sengman. Kok tidak ingat budi orang,” ucap Rizal Ramli.
Dikatakan Rizal Ramli, perkenalan SBY dengan Sengman sudah berlangsung cukup lama, terjalin sebelum SBY menjadi presiden. SBY mengenal Sengman saat menjalankan dinas militer sebagai Pangdam II Sriwijaya, dimana Sengman saat itu berbisnis lotre (perjudian). “Saya kira sama keluarga Istana dia (Sengman) komunikasi. Akui saja dengan jujur, jangan berbohong,” kata Rizal Ramli sembari menyebut sangat gampang membuktikan SBY berteman dengan Sengman, dimana bisa dilihat dari poto-poto dimana keduanya bersanding akrab.
Sementara itu mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Adhie M Massardi mengatakan, Sengman telah menjadi salah satu sumber keuangan Partai Demokrat sejak 2004. “Setelah SBY (jadi) Presiden, perannya nyaris setara Liem Sioe Liong bagi Pak Harto (orde baru). Tapi bila Lim Sioe Liong lebih berjarak dengan pak Harto, Sengman tidak, karena dia bebas keluar masuk Istana,” kata Adhie Sabtu 31 Agustus 2013.
Adhie mengatakan, hubungan SBY dan Sengman terjadi pada tahun 1996. Saat itu Sengman yang merupakan pengusaha asal Palembang bertemu SBY yang menjabat sebagai Pangdam II Sriwijaya. Saat SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Hukum (Menko Polhukam), Sengman banyak dikenalkan kepada pejabat di pusat. Sengman pula yang disebut mendorong SBY terjun ke politik praktis. Ia juga sempat menjadi Tim Sukses SBY saat maju sebagai Calon Presiden di Pemilu 2004.
JIKA MERUJUK NAMA SENGMAN TJAHJA, SEORANG PENGUSAHA KAYA RAYA ASAL SUMATRA SELATAN, SEPERTNYA TIDAK MUNGKIN PRESIDEN YUDHOYONO TIDAK MENGENALNYA. APALAGI, PRESIDEN YUDHOYONO PERNAH BERTUGAS DI SUMSEL SEBAGAI PANGDAM SRIWIJAYA. TENTU SEBAGAI ORANG YANG PERNAH BERTUGAS DI SUMATERA SELATAN, TAHU SENGMAN YANG DIMAKSUD.
Hubungan Sengman Tjahja dan Presiden SBY dan keluarga bukanlah hubungan yang biasa. Buktinya, Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono menghadiri acara pernikahan putri Sengman Tjahja pada 30 Oktober 2008 lalu.
Hal tersebut terungkap di laman resmi Polda Metro Jaya ihwal acara pernikahan anak Sengman Tjahja. Dalam situs remi Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya yang dirilis 30 Oktober 2008 pukul 19.30 WIB, tertulis Presiden SBY menghadiri pernikahan anak Sengman. “Resepsi Pernikahan Karen Tjahja & Slandy Karlam diselenggarakan oleh Keluarga Sengman Tjahja & Keluarga Hendry Karlam di Grand Ballroom Hotel Mulia, Jl. Asia Afrika Jakarta Pusat. Penanggung jawab acara Panitia Pernikahan dan akan dihadiri sekitar 2.500 orang. Kegiatan akan dihadiri Presiden RI beserta Ibu Ani Bambang Yudhoyono,” demikian tulis situs tersebut.
Tempo Interaktif
Malang-Melintang di Palembang
Foto Susilo Bambang Yudhoyono bersama Kristiani Herawati (Ani Yudhoyono) terpajang di belakang ruang resepsionis Hotel Princess, Kompleks Ilir Barat Permai, Palembang. Presiden dan Ibu Ani, yang berbusana muslim, tersenyum lebar. Tak ada yang salah dengan pemasangan foto itu. Masyarakat Palembang pun mafhum soal kedekatan Sengman Tjahja, pemilik hotel tersebut, dengan Yudhoyono.
Banyak narasumber di Palembang menyebutkan Sengman mengenal Yudhoyono jauh sebelum menjadi presiden. Sengman merintis persahabatan sejak SBY-panggilan akrab Yudhoyono-menjabat Panglima Daerah Militer Sriwijaya pada 1996-1997. Ketika itu Sengman adalah pengusaha di Kota Pempek.
Persahabatan mereka setidaknya terlihat ketika Sengman menghadiri wisuda Agus Harimurti, anak sulung Yudhoyono, di Nanyang Technological University, Singapura, Juli lima tahun silam. Presiden Yudhoyono juga hadir pada resepsi pernikahan anak Sengman bernama Karen Tjahja dengan Slandy Karlam di grand ballroom Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Oktober 2008.
Sengman, saat dihubungi lewat sambungan telepon, tak mau banyak berkomentar tentang pertemanannya dengan Presiden. “Saya sedang di luar kota,” ujarnya buru-buru mengakhiri percakapan. Adapun Heru Lelono, anggota Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, mengatakan tak tahu sejauh mana pertemanan Presiden dengan Sengman. “Saya tak tahu apakah Presiden mengenal Sengman atau tidak,” ujar Heru kepada Tempo di Jakarta, Kamis pekan lalu. “Yang jelas, Pak SBY punya banyak teman.”
Di Palembang, Sengman dikenal sebagai pengusaha properti. Situs berita tempointeraktif.com  pada Juni 2005 pernah memberitakan kakek tiga cucu ini. Ketika itu Sengman menjadi Direktur Utama PT Bayu Jaya Lestari Sukses, pengembang kompleks terpadu Mal Palembang Square. Pembangunan properti ini merupakan bagian dari persiapan Sumatera Selatan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional, September 2004.
Proyek pembangunan Palembang Square ramai dibicarakan karena ada dugaan penyelewengan pemberian izin hak pakai atas tanah milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Masalah pokoknya adalah pengalihan fungsi tanah seluas 56.217 meter persegi di kawasan strategis eks Taman Ria Sriwijaya itu ke perusahaan milik Sengman.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Selatan membentuk panitia khusus menyelidiki dugaan ini. Sengman merespons pembentukan panitia khusus itu, dan menyatakan berkomitmen menyelesaikan pembangunan Palembang Square. “Saya yakin masalahnya clear dan bisa diluruskan,” katanya saat itu.
Belakangan Sengman mengalihkan kepemilikan Palembang Square kepada Grup Lippo pada 2008. Pengalihan ini juga menimbulkan masalah karena Sengman dianggap berjalan sendiri tanpa melibatkan pemerintah Sumatera Selatan. Sejak ramai-ramai itu, Sengman “menghilang” dari Palembang.
Sengman muncul lagi di Bumi Wong Kito akhir Januari lalu ketika meresmikan Mal Paragon di kawasan Ilir Barat Permai. Pusat belanja ini menampung pengusaha kecil-menengah. Peresmian Paragon dilakukan oleh Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton. Sengman menyatakan siap berbisnis lagi di Palembang meski Paragon tak semegah Palembang Square.
Kini nama Sengman menjadi buah bibir lagi. Bukan di kalangan pengusaha properti, melainkan di kalangan importir daging. Sengman ikut membantu PT Indoguna Utama mendapatkan jatah kuota impor daging 30 ribu ton.
Sunudyantoro, Arif Ardiansyah (Palembang)
Nama Sengman Tjahja ini terkuak dalam sidang kasus dugaan korupsi di proyek pengurusan sapi impor di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2013. Dalam persidangan disebutkan, orang dekat Ketua Umum Partai Demokrat yang tak lain Presiden SBY, diduga membawa uang Rp 40 miliar milik PT Indoguna Utama. Hal tersebut diungkapkan Ridwan Hakim, Anak Bos PKS Hilmi Aminudin, saat bersaksi untuk Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis petang.
Dalam persidangan, Ridwan Hakim pernah ditanya oleh penyidik KPK mengenai uang Rp 40 miliar dari PT Indoguna Utama. Ridwan Hakim mengatakan orang dekat Presiden yang dikenalnya bernama Sengman, membawa uang Rp40 miliar milik PT Indoguna Utama. “Kalau soal Rp40 miliar itu dibawa sama Sengman. Sengman sendiri sudah saya jelaskan ke penyidik. Jadi kalau mau tahu Rp40 miliar itu tanyakan saja ke Sengman,” ujar Ridwan Hakim.
Menanggapi jawaban itu, Hakim Ketua Nawawi Pomolango langsung mendesak siapa yang dimaksud dengan Sengman. “Sengman itu siapa?” Kata Hakim Ketua. “Sengman itu utusan Presiden yang mulia,” jawab Ridwan.. “Presiden apa?” tanya hakim kembali. “Ya Presiden SBY,” timpal Ridwan.
Bahkan dalam sidang jaksa KPK memutar rekaman percakapan via telepon antara rekaman percakapan Fatanah dan Ridwan Hakim anak Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminudin, didengarkan suara Fatanah yang menyampaikan kepada Ridwan bahwa Rp 40 miliar sudah beres dikirim melalui Sengman dan Hendra. Saat ditanya Sengman siapa, Fatanah pun mengatakan dia adalah utusan Presiden SBY.

Ridwan Hakim Sebut Nama Dipo Alam

Tak hanya menyeret nama orang dekat Presiden SBY, Ridwan Hakim dalam rekaman juga menyebut kalau dana yang diduga untuk impor daging itu mengalir ke Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam. Namun Dipo membantah jika ia kenal dengan Ridwan Hakim dan terlibat dalam kasus tersebut.
Saat ditemui usai melepas rombongan Presiden SBY melakukan kunjungan kerja ke tiga negara eropa, Dipo mengatakan kalau yang dimaksud Ridwan bukanlah dirinya. “Bukan nama saya itu. Itukan bukan Dipo Alam, ada pemain bola namanya Dipo Alam, ada polisi di Lombok namanya Dipo Alam, ada penjahit namanya Dipo Alam, ada warung padang yang punya Dipo Alam,” katanya Ahad 1 September 2013, seperti dikutip inilah.com.
Saat ditanya apakah dia mengenal orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga seorang pengusaha bernama Sengman Tjahja? Dipo pun berkelakar, Sengman yang ia kenal adalah seorang tukang seng. “Yang saya tahu (Sengman) tukang seng,” tukasnya.
Dipo mengaku tidak kenal dengan pengakuan Ridwan bahwa dana Rp40 miliar diberikan melalui utusan bernama Sengman Tjahja. Dipo bahkan menyebut, ini upaya untuk menyeret-nyeret Istana. Apalagi, sebelumnya Fahri Hamzah juga menuduh hal yang sama. “Nggak tahu saya, setelah mendekati, sekarang ke anak dan pimpinan, sebelumnya Fahri, bilang kenal Yudi Setiawan, saya kenalnya Yudi Wowor, itu adik istri saya,” jelasnya.
Dipo menyebut tidak mengenal siapa saja yang disebut di pengadilan Tipikor. Termasuk, nama Ridwan Hakim. “Jadi saya nggak kenal itu siapa Yudi Setiawan, Ridwan Hakim anaknya Hilmi Aminudin,” ucapnya.
Mengenai bunda putri yang juga ada dalam rekaman percakapan Ridwan Hakim dan Luthfi Hasan Ishaaq, Dipo pun mengaku tidak mengenalnya. “Saya kenal bunda, tapi bunda Sri kakak saya, bunda putri siapa yang tahu,” tandasnya. [KbrNet/Slm]
sumber http://www.citizenjurnalism.com/

Related product you might see:

Share this product :

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke web kami, mudah-mudahan jadi pelanggan setia. Happy shopping!!!

 
Support : DhifaOutlet | KiosTravel | Meja Online
Copyright © 2014. Dhifa Store - All Rights Reserved
Template Created by Hafidz Ma'mun Published by Dhifa Store
Proudly powered by Blogger